BUDIDAYA TERUNG BELANDA (Cyphomandra betacea Sendt.)
Gambaran Umum Terung Belanda
Terung belanda atau terung belanda adalah jenis tanaman anggota keluarga terung-terungan (Solanaceae) yang mulai di kembangkan di Bogor Jawa Barat sejak tahun 1941. Di Indonesia terung ini mungkin pertama kali dibawa dan dikembangkan di Indonesia oleh orang Belanda pada waktu itu sehingga dikenal dengan nama terung belanda, padahal buah tersebut berasal dari daerah Amazon di Amerika Latin (Wikipedia, 2010). Samadi (2001) mengklasifikasikan terung belanda sebagai berikut:
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus: Cyphomandra
Spesies: Cyphomandra betacea Sendtn.
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus: Cyphomandra
Spesies: Cyphomandra betacea Sendtn.
Terung belanda berupa perdu yang rapuh, tingginya 2 – 3 (kurang dari 8 meter), memiliki pangkal batang yang pendek dengan percabangan yang lebat. Terung belanda memiliki tipe daun tunggal, berselang-seling, bentuknya bulat telur sampai bentuk jantung, berukuran (10 – 35) cm x (4 – 20) cm, pinggiran (margo) rata, berbulu halus, tulang daun menonjol, berujung lancip dan pendek, biasanya daun-daun itu berada hampir di ujung pucuk, memiliki aroma khas seperti bau lembu kutub; panjang tangkai daun sekitar 7 – 10 cm. Bunga berada dalam rangkaian kecil di ketiak daun, dekat ujung cabang, berwarna merah jambu sampai biru muda, berdiameter sekitar 1 cm, bagian-bagian bunga berbilangan lima; daun mahkota berbentuk genta, bercuping lima; benang sari 5 utas, berada di depan daun mahkota, kepala sari tersembunyi dalam runjung yang bertentangan dengan putik; bakal buah beruang dua, dengan banyak bakal biji, kepala putiknya kecil. Buahnya berupa tipe buah buni yang berbentuk bulat telur sungsang atau bulat telur, berukuran (3 – 10) cm x (3 – 55) cm, meruncing ke dua ujungnya, bergelantungan, bertangkai panjang, daun kelopaknya tidak rontok, kulit buah tipis, licin, berwarna lembayung kemerah-merahan, merah jingga sampai kekuning-kuningan; daging buahnya mengandung nutrisi, agak asam sampai manis, berwarna kehitam-hitaman sampai kekuning-kuningan. Bijinya bulat pipih, tipis, dan keras. Kandungan : Kulit buah terung belanda mengandung suatu zat yang rasanya pahit.
Di daerah tropik terung belanda dapat tahan hidup di ketinggian 1000 m dpl. atau lebih; terung ini masih dapat hidup di atas 2000 m dpl, jika suhu bulanan rata-ratanya tetap di atas 10° C dan embun, yang dapat membunuh tanaman muda dan daun serta ujung pucuk tanaman dewasa. Di dataran rendah, pohon terung belanda tidak mampu berbunga, sedangkan udara sejuk dapat mendorong pembungaan. Oleh karena itu, tanaman ini berbuah matang pada musim dingin di daerah subtropik, dan jika ditanam di daerah tropik buah matang sesudah terjadi udara dingin. Rasa buah akan menjadi lebih baik pada hari-hari cerah yang panas dan malam-malam yang dingin pada musim kemarau di daerah tropik daripada selama musim dingin dl dataran tinggi.
Terung belanda tumbuh baik di tanah yang baik drainasenya, karena bahan organik dan kelembapannya sedang. Tanaman ini tidak tahan terhadap genangan air, walaupun hanya untuk 1 – 2 hari. Tanaman ini berakar dangkal, karenanya mudah roboh, juga cabang-cabangnya yang rapuh itu mudah sekali patah jika sedang berbuah lebat.
Budidaya Tanaman Terung Belanda
Adapun mekanisme/ kegiatan yang dilakukan saat bercocok tanam terung belanda adalah melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Persemaian
Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha budidaya terung belanda. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Benih yang kurang bagus akan menghasilkan tanaman yang pertumbuhannya tidak normal sehingga memberikan hasil yang kurang memuaskan atau bahkan tanaman tidak tumbuh sama sekali.
Tanaman terung belanda (Cyphomandra betacea Sendtn) merupakan tanaman yang dapat menghasilkan biji. Persemaian tanaman ini dilakukan lebih awal, karena persemaian tanaman ini memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan persemaian tanaman budidaya yang lainnya. Diperlukan waktu sekitar lebih kurang 6 minggu (1,5 bulan) sebelum dapat tumbuh. Adapun cara persemaian tanaman ini adalah terlebih dahulu dicari biji terung belanda yang sudah tua. Cara mendapatkan biji yang tua adalah dengan mencari buah yang telah masak. Proses selanjutnya adalah melakukan pengeringan atau penjemuran terhadap biji tersebut di bawah sinar matahari selama lebih kurang 2 hari sampai benar-benar kering. Dilanjutkan dengan pembuatan tempat persemaian pada lahan yang terbuka yang aman dari gangguan hewan penggangu. Luas lahan yang digunakan sebagai tempat persemaian disesuaikan dengan banyaknya biji yang ada. Adapun perbandingannya adalah 200 biji/m2). Tempat persemaian ini dicampur dengan pupuk kompos lebih kurang 5 Kg/m2. Dilakukan pencampuran antara pupuk kompos dengan tanah pada lahan guna pemerataan pupuk di seluruh lahan. Kegiatan dilanjutkan dengan penyemaian (penaburan) biji terung belanda yang telah kering secara merata. Tahapan selanjutnya adalah biji yang telah disemaikan ditutup kembali dengan tanah dengan ketebalan sekitar lebih kurang 1 – 2 cm. Penutupan ini dilakukan bertujuan agar biji terung belanda terhindar dari kerusakan fisik dan terhindar dari sinar matahari langsung. Setelah 6 minggu, biji terung belanda baru dapat tumbuh.
Setelah umur persemaian sekitar 6 minggu, bibit terung belanda akan dapat tumbuh. Pada umur sekitar 10 minggu, bibit akan memiiliki daun induk. Ini artinya bahwa bibit siap dipindahkan ke lahan/ tempat yang sudah disediakan. Benih bisa dipindahkan ke lahan apabila sudah mencapai ketinggian lebih kurang 20 – 25 cm.
Secara sistematis, pembuatan benih secara sendiri dapat dilakukan dengan langkah berikut ini.
1) Pilih tanaman induk yang sehat, tumbuh subur, berumur genjah dan berproduksi tinggi
2) Pilih buang terung yang sudah tua yang ditandai dengan warna buah yang merah tua, agak keriput dan kering. Kemudian buah terung tersebut dibelah memanjang dan diambil bijinya.
3) Biji tersebut dijemur hingga kering. Pisahkan dan buang biji yang cacat atau hampa, sedangkan biji yang berkualitas tinggi disimpan dalam wadah plastik atau kaleng dan ditutup rapat sebelem di semaikan.
2. Pengolahan lahan
Dalam bidang pertanian, tanah merupakan tempat bercocok tanam yang tersusun atas bagian-bagian batuan, mineral, dan bahan organik yang lapuk pada lapisan atas karena proses waktu. Untuk memperoleh tanah (lahan) yang baik untuk pertumbuhan tanaman komoditi, maka diperlukan langkah-langkah dalam pengolahan tanah, yaitu penggemburan dan pemberian pupuk dasar. Penggemburan tanah berguna agar terdapat ruang pori-pori yang dapat diisi oleh air tanah dan udara yang penting bagi pertumbuhan tanaman terung belanda. Sedangkan pemberian pupuk kandang berguna untuk menambah nutrisi kedalam tanah, sehingga ketersediaan nutrisi tanah mencukupi untuk pertumbuhan tanaman terung belanda.
Pertumbuhan tanaman budidaya terung belanda sangat dipengaruhi oleh keadaan fisik dan struktur lahan tanamnya. Untuk itu perlu dilakukan pengolahan tanah. Kegiatan pengolahan tanah secara umum sebelum menanam tanaman komoditi adalah penggemburan tanah. Pada tahap penggemburan tanah, untuk jenis semua tanaman akan mempunyai perlakuan yang relatif hampir sama. Penggemburan tanah dapat menciptakan kondisi yang dibutuhkan oleh tanaman agar mampu tumbuh dengan baik. Tahapan penggemburan ini meliputi pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah serta sirkulasi udaranya dan pemberian pupuk organik sebagai pupuk dasar untuk memperbaiki struktur fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan. Tanah yang hendak digemburkan mula-mula harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau bahkan pepohonan yang tumbuh.
Proses pengolahan lahan ini dilakukan oleh petani dilakukan pada saat persemaian terung belanda akan siap ditanam ke lahan. Berbeda dengan tanaman komoditi yang lain, dimana persemaian dengan pengolahan lahan dilakukan secara bersamaan. Perbedaan ini disebabkan karena persemaian tanaman terung belanda membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dibanding komoditi yang lainnya. Luas lahan yang akan diolah disesuaikan dengan banyaknya jumlah bibit terung belanda yang ada.
Dalam pengolahan lahan, selain menggemburkan tanah dan melakukan pemupukan, juga dilakukan pencabutan rumput-rumput (gulma) di sekitar lahan. Gulma yang telah dicabut, dapat dibenamkan (dikubur) kembali ke dalam tanah sebagai pupuk tambahan.
3. Penanaman
Sebelum dilakukan penanaman bibit terung belanda, terlebih dahulu lahan harus diolah agar tanah menjadi gembur, lalu diratakan. Tahapan selanjutnya adalah pembuatan lubang tanam yang memiliki kedalaman lebih kurang 25 – 30 cm dengan jarak antar tanaman sekitar 1,5 – 2 meter. Lubang tanam yang telah dibuat ini selanjutnya diisi pupuk dasar (pupuk kandang) dan pupuk buatan (pupuk NPK) dengan volume lebih kurang 3 Kg pupuk kandang berbanding 100 gr pupuk NPK. Selanjutnya lubang ini ditanam kembali dengan tanah dengan ketebalan sekitar 15 – 20 cm. Tahapan selanjutnya adalah memindahkan bibit terung belanda dari tempat persemaian ke lubang tanam yang telah siap. Penanaman bibit ini dilakukan dengan kedalaman lebih kurang 5 cm dari pangkal benih.
4. Perawatan (Pemeliharaan)
Perawatan tanaman terung belanda meliputi proses pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit. Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis teresap tanaman. Jadi memupuk berarti menambah unsur hara ke dalam tanah (pupuk akar) dan tanmaan (pupuk daun). Pemupukan dilakukan untuk mencukupi atau menambah zat-zat makanan yang berguna bagi tanaman dari dalam tanah, atau dengan kata lain supaya zat-zat makanan untuk tanaman terung belanda bertambah. Dalam rangka memperoleh hasil dan mutu yang tinggi pada usaha-usaha penanaman, perlu dilakukan berbagai usaha, sehingga zat-zat hara yang tidak dapat diserap menjadi siap untuk diserap. Usaha-usaha tersebut dilakukan dengan jalan pemupukan.
Pemupukan tanaman ini dilakukan dilakukan beberapa kali. Hal ini disebabkan karena tanaman terung belanda memiliki umur yang panjang dan masa produktif yang cukup lama, yaitu sekitar 3 – 4 tahun. Pemupukan tanaman ini dilakukan dengan cara membuat lubang melingkar atau parit melingkar di sekeliling pohon pada batas paling luar kanopi tanaman. Kedalama lubang atau parit ini sekitar 15 – 20 cm. Selanjutnya lubang ini diisi dengan pupuk kandang dan pupuk buatan (NPK).
Interval pemupukan dilakukan setiap 6 bulan sekali sampai habis masa produktif. Pemupukan pertama dilakukan setelah tanaman berumur lebih kurang 24 minggu (6 bulan) mulai dari waktu penanaman. Pada pemupukan pertama ini, volume pupuk yang diberikan adalah 2 Kg pupuk kandang berbanding 100 gr pupuk buatan (NPK). Pada saat ini dapat juga langsung dilakukan penyiangan pada areal sekitar tanaman.
Pemupukan kedua dilakukan setelah tanaman berumur 1 tahun. Volume pupuk yang diberikan adalah lebih kurang 5 Kg pupuk kandang dan 250 pupuk buatan (NPK). Selanjutnya pemupukan ketiga dan selanjutnya dilakukan setiap 6 bulan sekali. Volume pupuk yang diberikan yaitu lebih kurang 8 Kg pupuk kandang dan 0,5 Kg pupuk buatan (NPK). Pemupukan dilakukan terus menerus sampai masa produktif tanaman habis.
Selain pemupukan, pengendalian hama dan penyakit sangat penting dalam perawatan tanaman. Tidak selamanya tanaman komoditi dalam kondisi baik, tetapi pada suatu ketika banyak juga gangguan yang bisa merusaknya. Gangguan-gangguan itu biasanya disebabkan oleh hama, penyakit atau sebab-sebab lain. Hama dan penyakit itu biasanya merusak seluruh bagian tanaman. Untuk menyelamatkan dan meningkatkan produksi, perlu dilakukan tindakan pengelolahan hama dan penyakit.
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman terung belanda jarang dilakukan terkecuali pada saat iklum atau musim yang sangat ekstrim, seperti kemarau yang berkepanjangan. Pada saat ini biasanya tanaman mudah diserang hama dan penyakit. Untuk menanggulangi serangan hama dan penyakit, biasanya dilakukan penyemprotan dengan menggunakan pestisida (fungisida dan insektisida), yaitu SAAF 1 sdk, yosan 1 sdk , curocorp 1 sdk / pompa tangki. Hama yang biasa menyerang tanaman terung belanda adalah ulat bulu (Malacosoma americanum), thrips dan kutu merah. Sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman terung belanda adalah layu pada tangkai buah.
5. Panen dan Pasca Panen
Panen adalah hal yang diharapkan oleh petani atau pengusaha terung belanda. Setelah bersusah payah melakukan penanaman dan pemeliharaan tanaman, saat panen akan mendapat hasil yang diharapkan. Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya. Panen harus dilakukan pada waktu yang tepat agar sesuai dengan keinginan konsumen dan baik kualitasnya. Komoditi terung belanda yang dipanen terlalu tua akan menjadi busuk dan kurang enak dikonsumsi. Apabila dipanen terlalu muda, maka kuantitas produksi akan lebih sedikit dan harga jualnya pun menjadi lebih rendah karena kurang memenuhi standar perrdagangan secara umum.
Tanaman terung belanda mulai berbuah pada umur lebih kurang 1 tahun, dan buahnya sudah bisa dipanen apabila buah sudah berwarna hijau tua atau merah kecokelatan. Pemanenan buah terung belanda tergantung permintaan konsumen, apakah buah yang masih berwarna hijau atau yang sudah berwarna merah. Pemanenan buah terung belanda ini dilakukan apabila sudah ada permintaan dari pasar. Biasanya buah terung belanda sudah siap dipanen apabila sudah berumur lebih kurang 2 – 3 bulan dari mulai pembuahan.
Mekanisme pemanenan, diperhitungkan pula lama pengangkutan sampai ke tangan konsumen. Sebaiknya buah yang dipetik adalah buah muda yang bijinya belum keras dan daging buahnya belum liat. Apabila pengangkutan memerlukan waktu lama, maka sebaiknya buah dipetik sebelum masak, tapi sudah tampak bernas (berisi). Waktu panen sebaiknya dilakukan saat pagi hari atau sore hari. Hindari waktu panen saat terik matahari karena dapat mengganggu tanaman dan membuat kulit terung menjadi keriput (kering) sehingga menurunkan kualitas. Sementara harga terakhir yang di peroleh penulis untuk terong belanda / kg di Tanah Karo adalah antara Rp.8.000,- - Rp. 12.000,-, Cukup menjanjikan untuk memperoleh keuntungan yang besar............................
Add caption |